Haru Biru SNMPTN ~ Sebelumnya apa itu SNMPTN ? buat yang belum tahu aja SNMPTN adalah salah satu proses seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui seleksi nilai rapor. SNMPTN mungkin lebih familiar dengan istilah jalur undangan. Ya, kita tinggal masukkin nilai ke server lalu pihak sana menyeleksi nilai kita kemudian "mengundang" kita. Jalur ini adalah jalur paling misterius dibanding jalur lainnya. Jalur yang rada horror, karena menyimpan sejuta misteri di dalamnya. Ada cerita anak yang pinter bangeetttt, bahkan rank 1 paralel, tapi ga keterima di universitas impiannya, tapi sebaliknya ada anak yang dibawah, bahkan banyak pesaingnya yang mendaftar di tempat yang sama tapi keterima. Selain itu ada juga berbagai mitos yang belum terpecahkan sampai sekarang membuat siswa kelas 12 merasa takut untuk menentukan pilihannya di SNMPTN.
SNMPTN STARTING
Well, aku akan sedikit membagi sebuah pengalaman SNMku.. :)
AWAL DARI SEMUANYA
Aku masuk ke SMA 2 angkatan masuk tahun 2014, waktu itu angkatan sebelumnya jumlah yang keterima SNM, mencapai rekor 156. Alhasil dari awal MOS sampai akhir kelas 10 kami dibrain wash tentang betapa pentingnya SNMPTN untuk masuk ke perguruan tinggi, dan juga betapa pentingnya untuk promosi sekolah :v. Setiap ada guru masuk pasti diomong "Ayuh semangat belajarnya ditingkatin, sekarang nilai untuk SNMPTN dari semester 1 sampai 5 gaada waktu buat main - main". Kalimat itu seakan menjadi makanan sehari - hari. Apalagi dulu ada pelajaran BK, alhasil setiap pelajaran BK dibrainwash hal serupa.
Semester 1 pun berakhir. Nilaiku terbilang cukup bagus untuk ukuran kelas 10 semester 1. 89++. Nah nilai yang bagus ini malah justru membuatku frustasi. Katanya, yang keterima SNM nilainya harus stabil di 5 semester. Nah nilaiku dah 89++ mau dinaikin gimana lagi. Apalagi nilai fisika udah 97 mau digimanain lagi. Beneran awal semester 2 aku frustasi dengan nilai ini, mungkin jika bisa diulang aku mau sengaja nyalah-nyalahin jawabanku pas ujian :v.
Di awal kelas 10 semester 2, nilaiku -- nilai ulangan - ulangan -- sedikit berantakan. Terutama waktu itu aku ikut serangkaian OSK - OSP yang cukup menyita waktuku. Kurang lebih 2 bulan aku engga ikut pelajaran di sekolah. Pokoknya aku ngerasa nilai - nilaiku bakalan turun banyak semester ini. Tapi Alhamdulillah, nilaiku walaupun turun ga sejauh yang aku kira. Tapi, ada 1 nilai pelajaran yang bikin ngganjel, pelajaran fisika. Nilaiku turun 3 point jadi 94.
"Semester yang paling penting adalah semester 3, kakak kelas kalian banyak yang turun nilainya di kelas 3"
Well, Kalimat yang paling aku inget dari bunda Restu guru BKku di kelas 10. Semester 3 benar - benar menjadi horror. Nilaiku turun lumayan banyak. Fisika stagnan turun lagi jadi 91. PKN turun drastis jadi 81. Bahasa Inggris turun 2 point jadi 92. Dan masih banyakk lagi.. Ini semua gara - gara semester 3 jadi surga dunia bagi anak SMA. Untuk pertama kalinya menjadi kakak kelas. Berorganisasi mulai aktif banget di semester ini. Dan hawanya pengin main teruss.
Awal semester 4, Aku mulai lepas handuk mengejar SNMPTN. Aku merasa mubah lah belajar toh nilaiku dah turun cukup banyak di semester 3. Jadi aku beralih fokus ke olim. Aku harus punya suatu yang berbeda dari temanku yang lain, yang bisa menjadi nilai plus ku di SNMPTN nanti. Atau, siapa tau bisa dapet freepass di universitas. Alhasil, nilai raporku semester ini berharap banyak dari katrolan bapak ibu guru. Dan Alhamdulillah nilaiku naik walaupun sedikit.
Semester 5. Fokusku banyak terbelah di semester ini. Pilih fokus mengejar SNMPTN, Freepass Fasilkom UI via Pelatnas 2, atau fokus ke SBMPTN. Awal semester 5, aku niat sedikit memperbaiki nilai raporku di semester pamungkas ini. Namun, hasil ulangan merubah segalanya. Apalagi, waktu itu aku dapet nilai UH Matematika Wajib 80, padahal teman - teman yang lain banyak yang dapat 100. Nah sejak itu, aku bodo amat sama nilaiku sem.5 ini. Setiap malam, aku mulai nyicil belajar SBMPTN, dan menyicil ketertinggalan materi yang sempat aku tinggalkan saat OSN dan pelatnas.
Pembagian rapot terakhir pun tiba. Di luar dugaanku nilaiku naik banyak. Dari 90.9 jadi 92.0. Di sini aku perhatiin nilai teman - temanku ada yang ambiss banget sampai naik 10 peringkat, ada pula yang sebaliknya turun jauh banget. Dan aku perhatiin nilai rapor semester 5 ini berbanding lurus dengan usahanya. Yang naik peringkat cukup banyak, dia cukupr rajin di semester ini, begitu pula sebaliknya. Ya mungkin teman - teman menjadikan semester ini menjadi semester penghabisan untuk SNMPTN.
Tahap pelaksanaan SNMPTN ini dibagi setidaknya menjadi 7 Tahap. Tahap pengisian PDSS, verifikasi, pemeringkatan, pendaftaran. pencetakan kartu, seleksi, dan pengumuman.
1. Tahap pengisian PDSS (14 Januari – 10 Februari 2017)
Tahap ini dilaksanakan oleh pihak sekolah. Apa itu PDSS ? PDSS ialah Pangkalan Data Sekolah dan Siswa. Bagian ini isinya tentang rekam jejak sekolah dan prestasi akademik siswa. Engga semua SMA bisa mengikuti SNMPTN. Hanya sekolah yang mempunyai Nomor Pook Sekolah Nasional (NPSN) dan melakukan pengisian PDSS saja yang dapat mengikuti SNMPTN. Sedangkan prestasi akademik siswa ialah nilai rapor siswa selama bersekolah. Nilai rapor siswa ini berfungsi dalam tahap pemeringkatan nantinya.
2. Tahap Verifikasi (15 Januari – 12 Februari 2017)
Tahap ini dilakukan siswa untuk memastikan data nilai rapor yang telah diisikan oleh sekolah sudah benar sesuai dengan rapor yang dimilikinya. Jadi prosesnya, kami diberi NISN beserta password untuk masuk ke bank data SNMPTN. Nah password itu harus kita ubah langsung guna menghindari adanya spying dan pembajakan. Lalu, dalam rentang waktu itu, kami melakukan pencocokan data dengan rapor, nah kalau ada yang salah ditulis di selembar kertas yang sudah disediakan oleh sekolah dan melakukan permohonan perubahan data.
3. Tahap pemeringkatan
Setelah melakukan verifikasi, dilakukanlah pemeringkatan untuk menentukan siapa saja yang berhak mengikuti SNMPTN 2017. Pemeringkatan ini dilakukan oleh server. Oya, BK sekolah kami engga berani mengeluarkan peringkat sekolah karena dikhawatirkan nanti yang mepet – mepet lulus malah jadi engga lulus. Jadi sekali lagi pemeringkatan ini murni diadakan oleh server SNMPTN. Untuk SNMPTN 2017, berikut syarat peringkat siswa yang berhak megikuti SNMPTN :
1. Akreditasi A : 50% yang terbaik di sekolahnya;
2. Akreditasi B : 30% yang terbaik di sekolahnya;
3. Akreditasi C : 10% yang terbaik di sekolahnya;
4. Belum diakreditasi : 5% yang terbaik di sekolahnya;
Untuk nilai yang dijadikan acuan dalam pemeringkatan terjadi simpang siur informasi. Ada yang bilang hanya mata pelajaran tertentu saja, namun ada juga yang bilang semua mata pelajaran dijadikan acuan pemeringkatan. Tapi berdasarkan informasi dari panitia pusat SNMPTN, yang dijadikan pemeringkatan ini ialah :
A. Jurusan IPA : Matematika (Engga tau wajib apa peminatan untuk kurikulum 2013), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, dan Biologi.
B. Jurusan IPS : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Sosiologi, Eonomi, dan Geografi.
C. Jurusan Bahasa : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu Bahasa Asing.
D. SMK : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian ( Teori Kejuruan dan Praktek Kejuruan )
Nah setelah pada tahu yang dinilai hanya pelajaran itu aja, banyak yang kecewa “Lahh,, aku bagusnya di non-eksak nihh” “Lahh.. Percuma dong belajar PKN, sejarah selama inii...” Namun ada juga yang bersyukur (Termasuk aku kaya e) “Alhamdulillah, dulu aku ga belajar PKN”, >> Dimana rasa nasionalisme sayaaaa…. << awkka…
4. Tahap Pendaftaran (21 Februari – 6 Maret 2017)
Inilah tahap paling bikin galau sedunia….. Tahap dimana salah memilih sedikit saja, kelar hidup loeee…. Apalagi setelah keluar peringkat semester dari BK. Kami mulai membanding – bandingkan nilai yang kami punya dengan punya teman – teman yang akan mendaftar di universitas sejenis. Pertanyaan “Hei, kamu jadi daftar kedokteran UGM ?” “Ih lah ganti he aku juga mau daftar itu” “Ih eman eman temen kamu peringkatnya bagus kok daftar di sini kasian dong yang nilainya kurang” “Aduh aku galau nih temenku yang nilai diatasku ada yang mau masuk sini, Gimana yaa...” “Ih sebel , aku ada diperinkat 3 dari 4 nih yang mau masuk sini jadi daftar ga ya ..” “Heh bantuin aku dong milih jurusan” “Mending milih yang bagus sekalian terus fokus SBM, apa pilih yang realistis yaa..” “Nilai turun berpengaruh ga sih nanti” “Milih pilihan kedua ngaruh engga sih “ “ Heh si mas ini kan nolak elektro UGM nanti kita di blacklist ga sih “ dan masih banyak lagi pertanyaan serupa. Riset ke kakak kelas pun dilakukan. Nanya tentang nilai rapornya dulu, dulu masuknya pake sertifikat apa engga, dan dulu peaingnya berapa serta yang keterima akhirnya berapa. Universitas – universitas yang bersahabat sama sekolah kami mulai dipetakan. Unsoed yang konsisten memberikan banyak kursi. UGM yang selalu banyak, namun kadang kadang naik turun drastis. ITB yang konsisten memberikan kursinya, walaupun cuma 1 se fakultas. UNS yang dicap sebagai pilihan paling aman. Universitas di timur yang kurang bersahabat. Universitas Indonesia, yang mitosnya gamungkin anak smada masuk sana. Dan universitas – universitas lainnya.
Untuk aku sendiri, memilih mendaftar di hari – hari terakhir. Beberapa kegalauan menimpaku. Yang pertama, mau berapa pilihan yang aku isi. Jika aku hanya memilih 1 pilihan, dan nanti engga keterima, apakah aku siap lanjut ke SBM dengan segala resiko ?. Jika aku memilih lebih dari 1, ada kabar – kabar yang katanya pilihan 2 dan 3 hampir pasti engga bakal keterima dan hanya akan meberatkan pilihan pertama. Dan jika aku memilih 3, universitas lokal apa yang bakal aku pilih ? – FYI : di SNMPTN kita hanya diperbolehkan memilih 1 universitas di luar provinsi, jadi jika memilih 2 univ maka minimal 1 univ harus berada di dalam provinsi asal –. Yang kedua adalah UNIV dan JURUSAN apa yang akan aku pilih. Pilihanku megerucut ke 2 pilihan, STEI ITB dan ILKOM UGM. STEI ITB tentunya bakal lebih berat dibanding dengan ILKOM UGM. Menurut sejarah, jika menengok kebelakang yang diterima di STEI ITB cuma 1 anak saja. Sedangkan yang akan mendaftar di STEI ITB ada 3 anak, yang nilainya cukup kompetitif. Ya memang aku membawa piagam, namun berdasarkan pengalaman dari kakak kelas di negeri seberang, banyak cerita kalau piagam itu sia – sia di SNMPTN karena perguruan tinggi lebih menghargai nilai rapor siswa. Setelah menimbang berbagai faktor dan dampang positif negatifnya, aku memilih 1 pilihan saja, yaitu STEI ITB. Salah satu faktor itu adalah aku dah pasrah banget emang dari awal benar – benar engga ngarep nantinya dapet SNMPTN, jadi ya main lepas aja untung untungan. Selain itu, aku dah benar – benar buang waktuku di semester 5 untuk belajar SBMPTN, menjadi percuma bukan ?
5. Tahap Penyetakan Kartu ( 14 Maret – 14 April 2017 )
Tahap paling gampang, tapi engga gampang (Loh…) Ya.. Mendengar namanya pun kita bisa menebak – nebak betapa gampangnya tahap ini. Tinggal unduh kartu terus cetak deh. KELAR. Tapi masalahnya ada sebah polemik mendebarkan * alay *. Jadi sebelum mencetak kartu kita diminta memasukkan nomor Ujian Nasional. Sampai di sini belum ada masalah. Masalahnya mulai ketika pembagian kartu UNBK di bangsal. Nah, ternyata nomor UN yang ada di kartu UNBK dan yang dirilis kurikulum berbeda. Lalu, nomor mana yang dipakai. Petunjuk awal dari sekolah, meggunakan nomor yang ada di kurikulum saja, namun dari HOLA eh HALO SNMPTN menggunakan nomor yang tertera di kartu UN. Ribut lah.. Ada temenku yang ga jelas banget setiap menit nanyain hal yang sama di grup w.a.
* Eh akhirnya semuanya pakai yang ada dikurikulum saja *
6.Tahap Seleksi ( 15 Maret – 15 April 2017 )
Di tahap inilah masa depan kalian ditentukan. Widiihh… Ya disini nilai yang kalian input akan diproses dibandingkan dengan nilai teman dari berbagai sekolah untuk ditentukan siapa yang layak menjadi keluarga baru universitas selanjutnya. Oya, ada beberapa mitos yang terdengar ”Nilai Ujian Nasional engga dipakai sama sekali”, dan ternyata ada info beredar yang mendukung tentang hal ini. Yaitu, penilaian untuk pilihan pertama hanya sampai tanggal 8 April, jadi setelah tanggal itu sampai tanggal 15 April sudah dipindahkan berkas ke pilihan 2 dan 3 untuk diseleksi lebih lanjut. Sedangkan Ujian Nasional baru diadakan pada tanggal 10 – 14 April saja. Jadi mungkin nilai Ujian Nasional tidak berpengaruh pada SNMPTN.
7. Tahap Pengumuman ( 26 April 2017, pukul 14.00 )
Penantian panjang akhirnya berakhir. Singkatnya 26 April 2017 pukul 14.00 menjadi momen yang ditunggu – tunggu seluruh siswa kelas 12.
Apa yang saya lakukan pada saat itu ?
Awalnya aku ada janjian mau buka bareng di KFC sama temenku, namun akhirnya dikhianati :(. Alhasil menjelang pukul 14.00 yang aku rasain biasa aja :(. Serius aku dah pasrah banget sama pengumuman ini. Walaupun malam sebelum hari itu, juga gaada firasat bakalan ga keterima atau gimana, namun, aku beberapa hari itu ngerasa engga enak badan, perutku sering mules. Entah ada hubungannya apa engga pikiranku dah negarif banget menunggu pengumuman ini. Jadilah aku pasrah aja. Paginya aku tidur dari jam 9 sampai jam 11 – Baca : Berhibernasi – Bangun – bangun Sholat Dhuhur untuk terakhirnya sebelum pengumuman. Nah setelah itu, sambil menunggu pengumuman, aku ngidam KFC, akhirnya pergilah aku untuk memenuhi hasrat biologisku itu. Tapi bukan ke KFC melainkan Kenataki Kebondalem :v. Maklum orang kere.
Jam 14.00
Mendadak internet lambat. Lah mungkin ini udah tanda tanda alam kalau aku mau engga keterima nihh.. Di saat aku berjuang membuka situs pengumumannya, beberapa ucapan selamat masuk ke w.a ku. Waduhh ini emang beneran aku lulus apa cuma bikin aku nge-fly sebentar ya, membuatku semakin engga sabaran membuka pengumuman.
Dan akhirnyaaa….
Alhamdulillah, SMADA keterima 2 siswa untuk STEI ITB, I can’t believe itt… Harusnya aku engga keterima :( :(
Epilog :
Setelah melihat hasil SNMPTN dari teman – teman, faktor do’a jelas sekali terlihat di sini. Contohnya kecilnya, Ada temenku yang daftar di Universitas nan jauh di timur sana. Menurut hitungan matematis kemungkinan diterimanya sangat kecil, karena sedikit sekali alumni SMADA yang keterima SNMPTN di sana ditambah lagi siswa di JAWA TENGAH yang keterima di sana cuma 1 orang tahun lalu. Ada juga temenku yang secara nilai engga kompetitif, dan kebetulan yang daftar di universitas dan prodi itu berjama’ah dan dia termasuk di peringkat yang bawah. Terlihat mustahilll ? Tidak ! Mereka keterima di universitas yang mereka pilih. Dan memang, aku rasa mereka layak untuk mendapatkannya. Temanku yang pertama rajind dateng ke acara pengajian malam jum’at dan yang satunya lagi terlihat cukup alim belakangan.
Aku pikir, inilah mukjizat nyata dari sebuah Do’a.
1. Tahap pengisian PDSS (14 Januari – 10 Februari 2017)
Tahap ini dilaksanakan oleh pihak sekolah. Apa itu PDSS ? PDSS ialah Pangkalan Data Sekolah dan Siswa. Bagian ini isinya tentang rekam jejak sekolah dan prestasi akademik siswa. Engga semua SMA bisa mengikuti SNMPTN. Hanya sekolah yang mempunyai Nomor Pook Sekolah Nasional (NPSN) dan melakukan pengisian PDSS saja yang dapat mengikuti SNMPTN. Sedangkan prestasi akademik siswa ialah nilai rapor siswa selama bersekolah. Nilai rapor siswa ini berfungsi dalam tahap pemeringkatan nantinya.
2. Tahap Verifikasi (15 Januari – 12 Februari 2017)
Tahap ini dilakukan siswa untuk memastikan data nilai rapor yang telah diisikan oleh sekolah sudah benar sesuai dengan rapor yang dimilikinya. Jadi prosesnya, kami diberi NISN beserta password untuk masuk ke bank data SNMPTN. Nah password itu harus kita ubah langsung guna menghindari adanya spying dan pembajakan. Lalu, dalam rentang waktu itu, kami melakukan pencocokan data dengan rapor, nah kalau ada yang salah ditulis di selembar kertas yang sudah disediakan oleh sekolah dan melakukan permohonan perubahan data.
3. Tahap pemeringkatan
Setelah melakukan verifikasi, dilakukanlah pemeringkatan untuk menentukan siapa saja yang berhak mengikuti SNMPTN 2017. Pemeringkatan ini dilakukan oleh server. Oya, BK sekolah kami engga berani mengeluarkan peringkat sekolah karena dikhawatirkan nanti yang mepet – mepet lulus malah jadi engga lulus. Jadi sekali lagi pemeringkatan ini murni diadakan oleh server SNMPTN. Untuk SNMPTN 2017, berikut syarat peringkat siswa yang berhak megikuti SNMPTN :
1. Akreditasi A : 50% yang terbaik di sekolahnya;
2. Akreditasi B : 30% yang terbaik di sekolahnya;
3. Akreditasi C : 10% yang terbaik di sekolahnya;
4. Belum diakreditasi : 5% yang terbaik di sekolahnya;
Untuk nilai yang dijadikan acuan dalam pemeringkatan terjadi simpang siur informasi. Ada yang bilang hanya mata pelajaran tertentu saja, namun ada juga yang bilang semua mata pelajaran dijadikan acuan pemeringkatan. Tapi berdasarkan informasi dari panitia pusat SNMPTN, yang dijadikan pemeringkatan ini ialah :
A. Jurusan IPA : Matematika (Engga tau wajib apa peminatan untuk kurikulum 2013), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, dan Biologi.
B. Jurusan IPS : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Sosiologi, Eonomi, dan Geografi.
C. Jurusan Bahasa : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu Bahasa Asing.
D. SMK : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian ( Teori Kejuruan dan Praktek Kejuruan )
Nah setelah pada tahu yang dinilai hanya pelajaran itu aja, banyak yang kecewa “Lahh,, aku bagusnya di non-eksak nihh” “Lahh.. Percuma dong belajar PKN, sejarah selama inii...” Namun ada juga yang bersyukur (Termasuk aku kaya e) “Alhamdulillah, dulu aku ga belajar PKN”, >> Dimana rasa nasionalisme sayaaaa…. << awkka…
4. Tahap Pendaftaran (21 Februari – 6 Maret 2017)
Inilah tahap paling bikin galau sedunia….. Tahap dimana salah memilih sedikit saja, kelar hidup loeee…. Apalagi setelah keluar peringkat semester dari BK. Kami mulai membanding – bandingkan nilai yang kami punya dengan punya teman – teman yang akan mendaftar di universitas sejenis. Pertanyaan “Hei, kamu jadi daftar kedokteran UGM ?” “Ih lah ganti he aku juga mau daftar itu” “Ih eman eman temen kamu peringkatnya bagus kok daftar di sini kasian dong yang nilainya kurang” “Aduh aku galau nih temenku yang nilai diatasku ada yang mau masuk sini, Gimana yaa...” “Ih sebel , aku ada diperinkat 3 dari 4 nih yang mau masuk sini jadi daftar ga ya ..” “Heh bantuin aku dong milih jurusan” “Mending milih yang bagus sekalian terus fokus SBM, apa pilih yang realistis yaa..” “Nilai turun berpengaruh ga sih nanti” “Milih pilihan kedua ngaruh engga sih “ “ Heh si mas ini kan nolak elektro UGM nanti kita di blacklist ga sih “ dan masih banyak lagi pertanyaan serupa. Riset ke kakak kelas pun dilakukan. Nanya tentang nilai rapornya dulu, dulu masuknya pake sertifikat apa engga, dan dulu peaingnya berapa serta yang keterima akhirnya berapa. Universitas – universitas yang bersahabat sama sekolah kami mulai dipetakan. Unsoed yang konsisten memberikan banyak kursi. UGM yang selalu banyak, namun kadang kadang naik turun drastis. ITB yang konsisten memberikan kursinya, walaupun cuma 1 se fakultas. UNS yang dicap sebagai pilihan paling aman. Universitas di timur yang kurang bersahabat. Universitas Indonesia, yang mitosnya gamungkin anak smada masuk sana. Dan universitas – universitas lainnya.
Tanya Tanya |
Tanya tanya 2 |
Untuk aku sendiri, memilih mendaftar di hari – hari terakhir. Beberapa kegalauan menimpaku. Yang pertama, mau berapa pilihan yang aku isi. Jika aku hanya memilih 1 pilihan, dan nanti engga keterima, apakah aku siap lanjut ke SBM dengan segala resiko ?. Jika aku memilih lebih dari 1, ada kabar – kabar yang katanya pilihan 2 dan 3 hampir pasti engga bakal keterima dan hanya akan meberatkan pilihan pertama. Dan jika aku memilih 3, universitas lokal apa yang bakal aku pilih ? – FYI : di SNMPTN kita hanya diperbolehkan memilih 1 universitas di luar provinsi, jadi jika memilih 2 univ maka minimal 1 univ harus berada di dalam provinsi asal –. Yang kedua adalah UNIV dan JURUSAN apa yang akan aku pilih. Pilihanku megerucut ke 2 pilihan, STEI ITB dan ILKOM UGM. STEI ITB tentunya bakal lebih berat dibanding dengan ILKOM UGM. Menurut sejarah, jika menengok kebelakang yang diterima di STEI ITB cuma 1 anak saja. Sedangkan yang akan mendaftar di STEI ITB ada 3 anak, yang nilainya cukup kompetitif. Ya memang aku membawa piagam, namun berdasarkan pengalaman dari kakak kelas di negeri seberang, banyak cerita kalau piagam itu sia – sia di SNMPTN karena perguruan tinggi lebih menghargai nilai rapor siswa. Setelah menimbang berbagai faktor dan dampang positif negatifnya, aku memilih 1 pilihan saja, yaitu STEI ITB. Salah satu faktor itu adalah aku dah pasrah banget emang dari awal benar – benar engga ngarep nantinya dapet SNMPTN, jadi ya main lepas aja untung untungan. Selain itu, aku dah benar – benar buang waktuku di semester 5 untuk belajar SBMPTN, menjadi percuma bukan ?
5. Tahap Penyetakan Kartu ( 14 Maret – 14 April 2017 )
Pra Kartu |
Kartu SNMPTN |
Tahap paling gampang, tapi engga gampang (Loh…) Ya.. Mendengar namanya pun kita bisa menebak – nebak betapa gampangnya tahap ini. Tinggal unduh kartu terus cetak deh. KELAR. Tapi masalahnya ada sebah polemik mendebarkan * alay *. Jadi sebelum mencetak kartu kita diminta memasukkan nomor Ujian Nasional. Sampai di sini belum ada masalah. Masalahnya mulai ketika pembagian kartu UNBK di bangsal. Nah, ternyata nomor UN yang ada di kartu UNBK dan yang dirilis kurikulum berbeda. Lalu, nomor mana yang dipakai. Petunjuk awal dari sekolah, meggunakan nomor yang ada di kurikulum saja, namun dari HOLA eh HALO SNMPTN menggunakan nomor yang tertera di kartu UN. Ribut lah.. Ada temenku yang ga jelas banget setiap menit nanyain hal yang sama di grup w.a.
Nomor UN |
HOLA SNMPTN |
* Eh akhirnya semuanya pakai yang ada dikurikulum saja *
6.Tahap Seleksi ( 15 Maret – 15 April 2017 )
Di tahap inilah masa depan kalian ditentukan. Widiihh… Ya disini nilai yang kalian input akan diproses dibandingkan dengan nilai teman dari berbagai sekolah untuk ditentukan siapa yang layak menjadi keluarga baru universitas selanjutnya. Oya, ada beberapa mitos yang terdengar ”Nilai Ujian Nasional engga dipakai sama sekali”, dan ternyata ada info beredar yang mendukung tentang hal ini. Yaitu, penilaian untuk pilihan pertama hanya sampai tanggal 8 April, jadi setelah tanggal itu sampai tanggal 15 April sudah dipindahkan berkas ke pilihan 2 dan 3 untuk diseleksi lebih lanjut. Sedangkan Ujian Nasional baru diadakan pada tanggal 10 – 14 April saja. Jadi mungkin nilai Ujian Nasional tidak berpengaruh pada SNMPTN.
7. Tahap Pengumuman ( 26 April 2017, pukul 14.00 )
Penantian panjang akhirnya berakhir. Singkatnya 26 April 2017 pukul 14.00 menjadi momen yang ditunggu – tunggu seluruh siswa kelas 12.
Apa yang saya lakukan pada saat itu ?
Asif Gabut |
Awalnya aku ada janjian mau buka bareng di KFC sama temenku, namun akhirnya dikhianati :(. Alhasil menjelang pukul 14.00 yang aku rasain biasa aja :(. Serius aku dah pasrah banget sama pengumuman ini. Walaupun malam sebelum hari itu, juga gaada firasat bakalan ga keterima atau gimana, namun, aku beberapa hari itu ngerasa engga enak badan, perutku sering mules. Entah ada hubungannya apa engga pikiranku dah negarif banget menunggu pengumuman ini. Jadilah aku pasrah aja. Paginya aku tidur dari jam 9 sampai jam 11 – Baca : Berhibernasi – Bangun – bangun Sholat Dhuhur untuk terakhirnya sebelum pengumuman. Nah setelah itu, sambil menunggu pengumuman, aku ngidam KFC, akhirnya pergilah aku untuk memenuhi hasrat biologisku itu. Tapi bukan ke KFC melainkan Kenataki Kebondalem :v. Maklum orang kere.
Detik detik |
Jam 14.00
Mendadak internet lambat. Lah mungkin ini udah tanda tanda alam kalau aku mau engga keterima nihh.. Di saat aku berjuang membuka situs pengumumannya, beberapa ucapan selamat masuk ke w.a ku. Waduhh ini emang beneran aku lulus apa cuma bikin aku nge-fly sebentar ya, membuatku semakin engga sabaran membuka pengumuman.
Guyon apa beneran ? |
Dan akhirnyaaa….
Alhamdulillah |
Alhamdulillah, SMADA keterima 2 siswa untuk STEI ITB, I can’t believe itt… Harusnya aku engga keterima :( :(
Epilog :
Is it impossible ? |
SNMPTN mungkin cuma keberuntungan, tapi di dunia ini engga ada yang namanya kebetulan.
Setelah melihat hasil SNMPTN dari teman – teman, faktor do’a jelas sekali terlihat di sini. Contohnya kecilnya, Ada temenku yang daftar di Universitas nan jauh di timur sana. Menurut hitungan matematis kemungkinan diterimanya sangat kecil, karena sedikit sekali alumni SMADA yang keterima SNMPTN di sana ditambah lagi siswa di JAWA TENGAH yang keterima di sana cuma 1 orang tahun lalu. Ada juga temenku yang secara nilai engga kompetitif, dan kebetulan yang daftar di universitas dan prodi itu berjama’ah dan dia termasuk di peringkat yang bawah. Terlihat mustahilll ? Tidak ! Mereka keterima di universitas yang mereka pilih. Dan memang, aku rasa mereka layak untuk mendapatkannya. Temanku yang pertama rajind dateng ke acara pengajian malam jum’at dan yang satunya lagi terlihat cukup alim belakangan.
Aku pikir, inilah mukjizat nyata dari sebuah Do’a.
Wah keren mas, jadi termotivasi hehe
BalasHapus