Ini adalah sedikit coretan yang agak ga jelas. Baelakangan ini, entah mengapa, semakin mendekati Ujian Nasional, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diartikan dengan kata – kata. Perasaan ini, benar – benar merusak ritme belajarku. Dikit – dikit kebayang, dikit – dikit baper, dikit – dikit ngelamun, dan dikit – dikit lainnya lagi.
Ujian Nasional bagiku bukanlah sekedar ujian yang menakutkan. Serius, ada yang lebih mengena hati, Perpisahan. Sebuah kata yang menjadi momok bagi siapapun di dunia ini. Mengapa Tuhan menciptakan pertemuan, kalau ujungnya ada perpisahan, ini pikirku. Pertemuan sangat mudah dilakukan, namun sebaiknya perpisahan, butuh tinta selautan untuk menggambarkannya. Benar – benar tak ada di kamus penjelesan besarnya.
3 tahun yang hebat, 3 tahun yang berlalu sangat cepat, 3 tahun, waktu yang cukup singkat untuk melukiskan sebuah drama abadi, yang akan dikenang esok lusa. Bermula dari ketidak sengajaan ku memilih sekolah di sini, namun hal ini mengantarkanku ke sebuah cerita yang akan aku kenang hingga akhir nanti.
Teman yang hebat, guru yang hebat, sekolah yang hebat, dan lingkungan pergaulan yang hebat.
-Ada teman yang mengajarkanku bagaimana menjadi muslim secara kaffah
-Ada teman yang mengajarkanku bagaimana cara berhijrah menjadi lebih baik
-Ada teman yang mengajarkanku tak ada pentingnya sebuah nilai dibanding nilai kejujuran yang dibawanya
-Ada teman yang mengajarkanku bagaimana mendapat nilai selalu perfect di setiap pelajarannya
-Ada teman yang mengajarkanku tak ada rasa malu dalam kamusnya
-Ada teman yang mengajarkanku ketekunan, kerajinan, serta keuletan akan selaras dengan hasil.
-Ada teman yang mengajarkanku tentang kesedehanaan hidup
-Ada teman yang mengajarkanku tentang bagaimana “mengelola” uang
-----------------------dan ada banyak lagi------------------------------
(SSTTT… jangan coba – coba menebak – nebak nama orang yang dimaksud, karena memang itu tidak hanya menggambarkan 1 orang per point, namun menggambarkan kalian semua, teman, teman terhebatku.)
-----------------------------------------------------------
TUGAS HARI SENIN :
1. PRESENTASI BIOLOGI
2. JURNAL UMUM
3. ULANGAN HARIAN KIMIA
4. TUGAS MANDIRI PKN
5. TEMBANG MACAPAT PANGKUR
------------------------------------------------------------
Tak ada lagi remainder tersebut di chat w.a. Tak ada lagi tanya – tanya tugas. Tak ada lagi minta – minta tugas. Tak ada lagi ngerjain tugas di kelas. Tak ada lagi dihukum karena ga ngerjain tugas. Tak ada lagi misuih guru karena “kejamnya” beliau memberikan tugas menumpuk. Semua itu tinggal kenangan. Dulu, saat ada tugas, bener – bener pengin rasanya semua berakhir. Masih ingat contohnya pas peralihan guru biologi, dari guru paling enak se SMADA dengan guru dengan resume seabreg, benar – benar melelahkan. Namun kini, pengin rasanya semua itu terulang. Mengisi malam sepiku. Mengisi “olahraga” pagiku dengan goyangan serta tarian tangan diatas kertas.
Kompetisi, Organisasi mengajarkanku banyak hal. Banyak hal dari ke2 hal tersebut kini telah menjadi kenangan saja. Sebut saja Dakwah Ramadhan. Tak ada lagi canda tawa anak kecil SD yang aku ajari tentang bahasa arab, tak ada lagi suasana ramadhan khas pedesaan dengan kesederhanaanya. Tak ada lagi saur dengan lauk yang sangat sedikit, terkadang harus saling berbagi antar teman. Kompetisi. Ini semua hanya tinggal kenangan, mewarnai masa SMA ku.
Sebenarnya masih ada 1 hal lagi, namun sampai bagian ini saja sudah membuatku merasa sedih, memasuki bagian ini, jari ku tak kuasa lagi untuk mengetikkan beberapa kalimat tambahan, karena bagian inilah aku benar – benar ingin mengucapkan selamat tinggal.
Selamat tinggal.
07 April 2017,
Muhammad HA
Ujian Nasional bagiku bukanlah sekedar ujian yang menakutkan. Serius, ada yang lebih mengena hati, Perpisahan. Sebuah kata yang menjadi momok bagi siapapun di dunia ini. Mengapa Tuhan menciptakan pertemuan, kalau ujungnya ada perpisahan, ini pikirku. Pertemuan sangat mudah dilakukan, namun sebaiknya perpisahan, butuh tinta selautan untuk menggambarkannya. Benar – benar tak ada di kamus penjelesan besarnya.
3 tahun yang hebat, 3 tahun yang berlalu sangat cepat, 3 tahun, waktu yang cukup singkat untuk melukiskan sebuah drama abadi, yang akan dikenang esok lusa. Bermula dari ketidak sengajaan ku memilih sekolah di sini, namun hal ini mengantarkanku ke sebuah cerita yang akan aku kenang hingga akhir nanti.
Teman yang hebat, guru yang hebat, sekolah yang hebat, dan lingkungan pergaulan yang hebat.
-Ada teman yang mengajarkanku bagaimana menjadi muslim secara kaffah
-Ada teman yang mengajarkanku bagaimana cara berhijrah menjadi lebih baik
-Ada teman yang mengajarkanku tak ada pentingnya sebuah nilai dibanding nilai kejujuran yang dibawanya
-Ada teman yang mengajarkanku bagaimana mendapat nilai selalu perfect di setiap pelajarannya
-Ada teman yang mengajarkanku tak ada rasa malu dalam kamusnya
-Ada teman yang mengajarkanku ketekunan, kerajinan, serta keuletan akan selaras dengan hasil.
-Ada teman yang mengajarkanku tentang kesedehanaan hidup
-Ada teman yang mengajarkanku tentang bagaimana “mengelola” uang
-----------------------dan ada banyak lagi------------------------------
(SSTTT… jangan coba – coba menebak – nebak nama orang yang dimaksud, karena memang itu tidak hanya menggambarkan 1 orang per point, namun menggambarkan kalian semua, teman, teman terhebatku.)
-----------------------------------------------------------
TUGAS HARI SENIN :
1. PRESENTASI BIOLOGI
2. JURNAL UMUM
3. ULANGAN HARIAN KIMIA
4. TUGAS MANDIRI PKN
5. TEMBANG MACAPAT PANGKUR
------------------------------------------------------------
Tak ada lagi remainder tersebut di chat w.a. Tak ada lagi tanya – tanya tugas. Tak ada lagi minta – minta tugas. Tak ada lagi ngerjain tugas di kelas. Tak ada lagi dihukum karena ga ngerjain tugas. Tak ada lagi misuih guru karena “kejamnya” beliau memberikan tugas menumpuk. Semua itu tinggal kenangan. Dulu, saat ada tugas, bener – bener pengin rasanya semua berakhir. Masih ingat contohnya pas peralihan guru biologi, dari guru paling enak se SMADA dengan guru dengan resume seabreg, benar – benar melelahkan. Namun kini, pengin rasanya semua itu terulang. Mengisi malam sepiku. Mengisi “olahraga” pagiku dengan goyangan serta tarian tangan diatas kertas.
Kompetisi, Organisasi mengajarkanku banyak hal. Banyak hal dari ke2 hal tersebut kini telah menjadi kenangan saja. Sebut saja Dakwah Ramadhan. Tak ada lagi canda tawa anak kecil SD yang aku ajari tentang bahasa arab, tak ada lagi suasana ramadhan khas pedesaan dengan kesederhanaanya. Tak ada lagi saur dengan lauk yang sangat sedikit, terkadang harus saling berbagi antar teman. Kompetisi. Ini semua hanya tinggal kenangan, mewarnai masa SMA ku.
Sebenarnya masih ada 1 hal lagi, namun sampai bagian ini saja sudah membuatku merasa sedih, memasuki bagian ini, jari ku tak kuasa lagi untuk mengetikkan beberapa kalimat tambahan, karena bagian inilah aku benar – benar ingin mengucapkan selamat tinggal.
Selamat tinggal.
07 April 2017,
Muhammad HA
0 komentar:
Posting Komentar