Perbedaan. Jika saja Alloh menginginkan sebuah kesamaan mutlak, maka tak sulit bagiNya untuk mewujudkannya. Engga cuma perbedaan agama saja, bahkan perbedaan dalam tubuh Islam sendiri, Allah menginginkan untuk adanya keberagaman. Di salah satu hadits Rasulullah S.A.W, bahwasannya di akhir zaman nanti umat Islam akan tepecah menjadi 73 golongan dan hanya ada 1 golongan saja yang benar. Banyak ulama berpendapat, golongan yang benar ini adalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Tapi, seperti kita ketahui di dalam Ahlussunnah itu sendiri masih ada juga perbedaan, terutama dalam masalah Fiqh. Seperti kita ketahui ada 4 Imam Mahzab yang diakui dalam Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, Maliki, Hanafi, Hambali, dan Syafi’i. Oleh karena itu, kita sebagai umat Muslim harus merawat keberagaman itu sendiri.
Melihat realita umat Muslim saat ini yang saling salah menyalahkan satu sama lain membuat kita miris. Salah satu contohnya adalah orang yang berjenggot, bercelana cingkrang dianggap sebagai teroris, radikal, hingga pembuat makar. Atau misalnya, orang yang patuh terhadap kyai dianggap sebagai orang yang kuno, ketinggalan zaman. Sungguh miris. Apalagi ditambah banyaknya ormas atau golongan umat Muslim di Indonesia. Mulai dari yang terkenal NU dan Muhammadiyyah, hingga Tarbiyah, Salaffi dan Hizbut Tahrir. Mereka terkadang saling menyalahkan satu sama lain tanpa tabayyun terlebih dahulu.
Nah melalui artikel ini, penulis berharap dapat berbagi pengalaman bagaimana hidup di berbagai ormas atau golongan. Penulis berusaha menulis seobyektif mungkin sesuai dengan apa yang penulis rasakan dan alami. Penulis juga tak bermaksud sok tahu tentang ormas tersebut, yang tentunya pembaca sekalian lebih tahu dari penulis. Oke.. Kita mulai…
1. Nahdhlatul Ulama
Aku dilahirkan dari keluarga dengan nuansa NU kental, khususnya dari jalur ayah. Mbah aku mengajar di salah satu MI NU Ma’arif dan aktif mengikuti pengajian yang diadahan oleh PWNU. Ayahku sedari kecil dididik dengan nuansa NU yang kental. Mulai pendidikan dari jenjang SD di MI NU Ma’arif, lanjut ke MTS Ma’arif sampai ikut di Paguyuban Nahdliyin STAN.
Waktu kecil, aku sering ikut acara tahlilan dan yasinan yang rutin diadakan di sekitar rumah mbah. aku amat menikmati waktu itu. Memasuki usia kanak – kanak, aku diajarkan tata cara Sholat dengan cara NU. Mulai dari niat sholat, doa – doa sholat hingga dzikir keras usai Sholat.
Setelah menyelesaikan SMP, aku lanjut di SMA Negeri 2 Purwokerto. Nah di SMA itu, aku ikut kegiatan Rohani Islam. Walaupun ROHIS ini terbuka untuk remaja Muslim dengan berbagai aliran, namun tidak dapat aku pungkiri, didominasi oleh anak NU. Disitu aku mengenal hadroh, sholawat an sampai ziarah waliyullah. Walaupun aku engga ikut dalam tim hadroh, namun sering juga aku ndengerin nasyidnya dari HP. :). Begitupun dengan sholawatan, tak pernah absen dalam acara dzikir dan doa yang diadakan di sekolah.
NU juga sangat memengaruhi sikap nasionalisme-ku. Diantara golongan Islam yang lain, mungkin NU yang paling getol mengampanyekan semboyan "Islam Nusantara", "NKRI Harga Mati", dan lain sebagainya yang tiada maksud lain kecuali untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan toleransi kita untuk mewujudkan Islam yang Rahmatan lil Alamin.
NU juga sangat memengaruhi sikap nasionalisme-ku. Diantara golongan Islam yang lain, mungkin NU yang paling getol mengampanyekan semboyan "Islam Nusantara", "NKRI Harga Mati", dan lain sebagainya yang tiada maksud lain kecuali untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan toleransi kita untuk mewujudkan Islam yang Rahmatan lil Alamin.
Ayat yang identik dengan NU :
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَAl-Maidah : 48
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
Tokoh rujukan :
1. K.H. Hasyim Asy'ari
2. K.H. Abdurrahman Wahid
3. WaliSongo
Situs rujukan :
1. nu.or.id
2. Muhammadiyyah
Tak ada aliran darah Muhammadiyyah masuk ke ragaku, namun aku dibesarkan dilingkungan masyarakat Muhammadiyyah. Sebagai contoh masjid di dekat rumah, dari aku kecil sampai mau jadi mahasiswa Sholat Tarawih masih konsisten dengan 4-4-3 yang umum dilakukan Muhammadiyyah. Begitupun saat penentuan awal dan akhir Ramadhan, Masjid selalu berpatokan dengan keputusan pemimpin pusat Muhammadiyyah, walaupun aku selalu ikut dengan keputusan pemerintah. Begitupun dengan kegiatan TPA ku yang dilaksanakan di masjid itu. aku aktif dalam kegiatan TPA setidaknya dari TK hingga kelas 4.
Ayat yang identik dengan Muhammadiyyah :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَAl-Maidah : 104
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Tokoh rujukan :
1. K.H. Ahmad Dahlan
Situs rujukan :
1. muhammadiyyah.or.id
3. Tarbiyah
Orang tua-ku termasuk yang sangat memperhatikan tentang hal – hal yang berbau keagamaan untuk anak – anaknya. TK, walaupun di dekat rumah ada TK negeri namun mereka lebih memilih untuk memasukkan aku ke TK yang lebih jauh, TK Harapan Bunda. Just Info, dulu TK Harapan Bunda belum berlokasi di depan GOR tapi masih di Gang Merpati Jln. Gerilya. Dulu TK nya belum sebagus yang sekarang, hanya dari rumah sederhana yang di sekat sekat pakai triplek sebagai pembatas ruangannya. Engga terlalu banyak memengaruhi keagamaanku sih, karena ya memang masih kecil.
Nah Tarbiyah ini sangat memengaruhiku dalam pandangan dunia perpoitikan. Masuk tahun 2009, waktu itu lagi ramai – ramainya situasi politik, dan aku mulai mengenal politik. Diakhir jabatan presiden SBY periode pertama, Media Massa dihebohkan dengan rencana kenaikan BBM. Nah, saat itu semua partai pengusung menyetujui kenaikan BBM, kecuali PKS yang konsisten menolak rencana kenaikan BBM. Bahkan waktu itu, PKS sampai di keluarkan dari barisan koalisi. Nah naluri simpatiku muncul, ditambah lagi hanya PKS lah yang konsisten menyuarakan kepentingan umat Islam, dari penyusunan UU berbau syariah hingga dukungan untuk kemerdekaan Palestina. Hebatnya lagi, mereka menyuarakan ini tidak memandang waktu, tak seperti partai sebelah yang saat mau Pemilu gencar mendekati, merayu dengan rayuan manisnya kepada umat Muslim tapi di lain waktu mendukung pornografi dan LGBT. (1)
Lambat laun, aku mengetahui ternyata pemikiran dan konsep dari PKS merupaan jelmaan dari Ikhwanul Muslimin buatan Hassan Al Banna. Beberapa kali aku iseng iseng membaca pemikiran – pemikiran IM dari google. Aku tertarik dengan salah satu konsepnya menjadikan demokrasi sebagai sarana untuk memperjuangkan kepentingan umat.
Landasan Ikhwanul Muslimin :
1. Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna)
2. Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna)
3. Al-Qur’an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna)
4. Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna)
5. Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)
Di SMA, aku mulai mengenal pokok dari tarbiyah itu sendiri. Yaitu Liqa. Sarana untuk menyebarkan dakwah Islam melalui kelompok – kelompok kecil yang secara rutin menyelenggarakan kajian setiap minggunya dipimpin oleh seorang murabbi. Selain menyebarkan dakwah melalui Liqa’ dan halaqah, Tarbiyah juga menyebarkan dakwahnya melalui media nasyid. Salah satu nasyidnya adalah nasyid buatan Shoutul Harokah. Salah satu nasyid favoritku, Bingkai kehidupan dengan jelas mencantumkan landasan Ikhwanul Muslimin.
Ayat yang identik dengan tarbiyah :
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ اللّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُواْ عِبَاداً لِّي مِن دُونِ اللّهِ وَلَـكِن كُونُواْ رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
Ali Imran 79
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”
Tokoh rujukan :
1. Hassan Al Banna
2. Yusuf Al-Qardhawi
Situs rujukan :
1. Hassan Al Banna
2. Yusuf Al-Qardhawi
Situs rujukan :
1. tarbiyyah.net
2. pks.or.id
3. dakwatuna.com
4. al-ikhwan.net
5. ikhwanweb.com
6. ikhwanonline.com
4. Salafy
Jenjang SD – SMP banyak membuka wawasanku tentang Salafy. Ya, aku bersekolah di Al-Irsyad, sebuah yayasan dengan aliran salafy. Disana aku belajar banyak, terutama tentang sunnah. Prinsip lakukan segala sesuatu dengan dalil membuatku merasa Islam merupakan agama yang simple dan tentunya sudah sempurna.
Memasuki SMA Negeri, tak berarti hubunganku dengan Salafy lepas. Kebetulan di samping sekolah ada Masjid Jenderal Soedirman yang berjalan dibawah naungan Al – Irsyad. Itu jadi masjid favoritku. Selain bacaan sholatnya yang bagus – bagus, kajian – kajiannya juga lengkap. Tambah lagi, kalau aku lagi bingung masalah agama yang mendesak, situs yufid.com menjadi andalan sumber terpercayaku.
Salafy sering melabeli kajian mereka dengan kajian sunnah, karena memang di dalam kajiannya menyeru kepada kita untuk kembali kepada Al Qur’an dan Assunnah. Untuk urusan Fiqh, mereka lebih banyak merujuk pada mahzab hanbali. Mereka sangat konsisten terhadap sunnah dan menghindari segala kegiatan agama yang tidak ada dalilnya di Al - Qur'an.
Ayat yang identik dengan Salafy :
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيراً
Annisa 115
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu`min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Tokoh rujukan :
1. Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H)
2. Ibnu Taimiyah (661-728 H)
3. Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (6691-751H)
4. Syeikh Muhammad Nashiruddin Albani
5. Syeikh Abdul Aziz Bin Baz
6. Muhammad bin Abdul Wahab
2. Ibnu Taimiyah (661-728 H)
3. Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (6691-751H)
4. Syeikh Muhammad Nashiruddin Albani
5. Syeikh Abdul Aziz Bin Baz
6. Muhammad bin Abdul Wahab
Situs rujukan :
1. yufid.com
2. almanhaj.or.id
3. gemaislam.com
4. nahimunkar.com
5. muslim.or.id
5. Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir belakangan ini diancam pemerintah untuk dibekukan. Sedikit berkomentar, aku menyayangkan sikap pemerintah yang seakan – akan abuse of power. Hizbut Tahrir adalah ormas legal yang sudah ada sejak taun 1983 dan terdaftar dalam KEMENKUMHAM. Kalaupun nantinya Hizbut Tahrir juga ditutup, sebagaimana nasibnya di 20 negara yang lain, pemerintah harus menutupnya lewat jalur yang resmi, sebagaimana kita hidup di negara hukum, dan bukannya tak ada hujan tiba – tiba seenaknya sendiri membuat pernyataan yang meresahkan masyarakat.
Jauh sebelum nama Hizbut Tahrir mencuat karena pernyataan menkopolhukam, bapak Wirant, aku sudah terlebih dahulu mengenalnya. Seperti dengan salah satu tokoh HTI, Felix Siauw. Beberapa buku karangan beliau aku sudah tamat mebaca seperti Beyond the Inspiration dan Khilafah. Dari buku itu aku mengenal konsep baru tentang khilafah. Menurut beliau, Khilafah itu bukan diwujudkan secara tiba – tiba seperti konsep khilafah ala ISIS dengan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Namun khilafah hanya bisa dijalankan ketika masyarakatnya sudah melakukan berbagai prinsip syariah dalam berbagai sendi kehidupan. Dibuku itu juga dijelaskan bahwa satu satunya cara untuk menyatukan umat muslim ialah dengan kekhalifahan. Selain dari buku – bukunya video ceramah dari Ustadz Felix juga jauh dari kata ujaran kebencian seperti halnya diberitakan di berbagai media.
Sebuah pengalaman unik, waktu dakwah ramadhan (ROHIS SMA 2 setiap tahunnya melaksanakan dakwah ramadhan di suatu desa di Kabupaten banyumas), di suatu kesempatan ceramah, aku menyelipkan ceramah yang isinya diambil dari video ceramah Ustadz Felix dan menyampaikannya kepada warga yang dimana semuanya beraliran NU. Dan Alhamdulillah engga ada ancaman masuk ke HP aku muehehe…
Ayat yang identik dengan HTI :
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلاَّ ظَنّاً إَنَّ الظَّنَّ لاَ يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئاً إِنَّ اللّهَ عَلَيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Yunus: 36
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Tokoh rujukan :
1. Syekh Taqiyuddin An Nabhani
Situs rujukan :
1. hizbut-tahrir.or.id
2. felixsiauw.com
Akhir kata, penulis berharap perbedaan ini bukanlah menjadi penghalang bagi kita untuk menyebarkan syiar Islam.
Bonus :
https://ahmadmuhaiminalfarisy.wordpress.com/2013/11/02/kisah-nyata-pernikahan-ikhwan-salafy-dan-akhwat-tarbiyah-ternyata-menikahi-akhwat-tarbiyah-itu/
(1). Tidak ada maksud kampanye terselebung maupun menjelekkan salah satu partai