Menjadi Pemuda Muslim yang Peduli Akhir ~ akhir ini kita dikagetkan dengan peristiwa pembunuhan massal zat kimia di Idlib, Suriah. Kekejaman Rezim Suriah, Bashar Al Assad ini disebebakan oleh tidak pedullinya muslim dengan politiknya, sehingga yang terjadi orang yang salah yang menempati posisi kekuasaan. Hal yang sama juga terjadi di Mesir beberapa waktu lalu, ketika para demonstran pro pemerintah ditembaki oleh militer kudeta Mesir, Abdul Fattah As-Sisi.
Pola yang hampir sama sudah agak terlihat di negeri kita, Indonesia. Pilkada Jakarta menjadi cerminannya. Terlihat siapa – siapa saja muslim yang masih peduli dengan agamanya, atau muslim yang hanya munfik, islam KTP. Yang terbaru adalah penyematan gelar Sunan Kalijodo kepada Ahok oleh GP Anshor. Apa dasarnya penyematan gelar tersebut ? Tentunya aneh, mengingat mereka adalah masih bawahan dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nadhlatul Ulama, yang seyogyanya membawa baik nama Islam.
Saya teringat dengan pesan bagus Zakir Naik dalam ceramahnya di UPI Bandung kemarin. “Menurut Anda, memilih bagaimana pelarangan memilih pemimpin non muslim dalam islam, dakwah atau destruction?” Seorang wanita non muslim bertanya. Dalam islam sudah jelas banyak surat dalam Al Qur’an yang melarangnya, jawab Zakir naik. “Lalu bagaimana jika dia telah membangun masjid, banyak masjid, dan telah berbuat baik kepada muslim, lebih dari muslim itu sendiri ?” Tanyanya lagi. Munafik. Itu munafik. Dia telah membangun masjid, namun dia sendiri tidak sholat didalanya. Jawab Zakir Naik. Bisa kita analogikan dengan suguhan teh. Ada seorang tuan rumah menjamu tamu – tamunya dengan segelas teh. Lalu dia sisakan segelas. Namun dia tidak mau minum. Apa yang ada dalam pikiran kita ? Apakah kita sedang lagi diracun ? Apakah teh tersebut sudah basi ? Tentunya kita merasa aneh dan curiga dengan perbuatan si tuan rumah tersebut. Begitu pula dengan seorang pemimpin yang membangun masjid, namun dia sendiri tidak beribadah di dalamnya, ada apa ?
Kita juga bisa melihat dari situasi pemerintahan yang sekarang. Ketika pemerintah dikuasai partai merah. Penista agama dengan tenangnya terus melalang buana "dijamin" keamanannya oleh pemerintah. Bukan tidak mungkin situasi yang terjadi dibelahan dunia lain, terjadi di Indonesia. Peristiwa Suriah, Mesir, Rohingnya, Bosnia Herzegovina, Ayodya, dan masih banyak lagi. Naudzubillah Min dzalik.
Kalau kelak kalian semua jadi orang sukses, pedulilah terhadap Islam. Sukses apa saja. Sukses tak hanya mendaoat nilai bagus. Namun apa saja namanya. Semua orang bisa sukses sesuai bidangnya masing masing. Mike Tyson, apakah dia sukses ? Ya.. Namun apakah kalau pas kecil dia disuruh oleh orang tuanya "Nak, tubuhmu besar, nanti jadi kuli bangunan saja ya .." Tentunya dia tidak akan bisa. Bakat dia ada di tinju, Ya dia salah satu petinju besar yang pernah dimiliki dunia. Jadi, yang pintar buat program, jadilah programmer. Yang pintar buat syair, jadilah penyair. Yang pintar menulis, jadilah penulis. Dan yang lainnya, jadiah sesuai bakat dan minat kalian.
Ada sebuah cerita seorang anak yang dia diminta orang tuanya untuk menjadi dokter. Namun dianya tidak berkenan, dan minatnya menjadi ekonom. Lalu tanpa sepengetahuan orang tuanya, dia memilih penjurusan IPS pada penjurusannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Alhasil orang tuanya marah besar, dan tetap menginginkan mau enggak mau anaknya harus menjadi dokter. Anaknya dengan berat hati tetap mengikuti seleksi masuk kedokteran. Dasarnya dia sudah pintar, adi dia tetap keterima masuk kedokteran. Namun apa yang terjadi ? Nilainya semakin menurun, dia malas untuk belajar. Akhirnya orang tuanya sadar dokter bukanlah bakat dan minat anaknya. Lalu ornag tuanya meminta anaknya untuk memilih jurusan apa saja yang sesuai dengan minatnya. Akhirnya dia memilih untuk masuk jurusan ekonomi. Dan memang ekonomilah bakat dan minatnya. Inilah pentingnya bagaimana kita mencari profesi yang sesuai dengan bakat dan minat kita, apalai yang sesua dengan hoby kita. Tentunya, kita akan dengan senang hati melakukannya.
Seterusnya, lalu jadilah seorang yang peduli terhadap Islam melalui profesinya. Jika kalian jadi penulis, jadilah penulis yang baik, yang melalui tulisan – tulisannya dapat menggugah semangat pemuda Muslim untuk berjuang atau menggugah mata dunia akan nasib Islam kini. Lalu bagaimana apabila kita mendapat profesi yang "tidak" sesuai dengan tuntunan Islam. Ada sebuah kisah, salah seorang mahasiswa fakultas hukum, dia ngomong ke usttadznya. " Tadz, saya mau kelar dari fakultas hukum. Ini tidak sesuai dengan hukum Islam. Ini thaghut." Lalu kalau kamu keluar, siapa yang nanti akan membela kaum muslim apabila ditindas, atau sedang menjalani proses hukum ? Melalui proses pengadilan tentunya ada proses dan tata caranya. Siapakah nanti yang mau membantu proses tersebut kalau bukan kalian, muslim yang baik ? Hal yang sama juga ada di pajak. Pajak sering dikaitkan dengan upeti, dan ada hadits Rasulullah yang menjelaskan keharaman menarik dan penarik upeti dalam Islam. Pajak itu besar loh jumlahnya. Rumah makan 10% PPN 10% Artis 30% banyak kan. Coba bayangkan jika kalian mendapatkan pendapatan 100.000.000. 30% dari 100.000.000 itu 30.000.000. Berat gak rasanya ngeluarin uang segitu ? Kita aja yang disuruh zakat 2.5% aja masih cari cari cara untuk ngecilin lagi zakat yang dikeluarkan. Apalagi yang sampai 30% itu. Di sinilah peran pemuda muslim yang baik. Kalian harus memastikan pajak itu bisa masuk secara penuh dan dapat dikelola dengan baik dan bertanggung jawab. Agar tidak ada lagi yang namanya Gayus Tambunan 2.
Belajar ilmu pemerintahan juga penting bagi umat muslim. Salah satunya adalah agar tidak dicap penyalahgunaan kekuasaan, alias korupsi. Jaman sekarang mencari cari kesalahan itu mudah saja. Pejabat bisa diturunkan dari posisinya dengan dicari cari kesalahannya, dan yang paling sering ditemukan adalah penyalahgunaan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan di sini bukan hanya memperkaya diri sendiri / pribadi. Namun mengalokasikan sesuatu bukan ada tempatnya juga termasuk salah satu bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Contohnya, apabila ada dana yang diperuntukkan untuk membangun masjid, namun kita gunakan untuk membantu fakir miskin. Ini juga disebut penyalahgunaan kekuasaan. Jadi walaupun apa yang kita lakukan bermanfaat bagi orang lain, dan tidak ada sepeserpun uang yang masuk ke kantong kita, ini bisa disebut penyalahgunaan kekuasaan.
Peran muslim yang lainnya adalah memastikan tidak adanya korupsi di pemerintahan. Korupsi itu sedikit sebenarnya ... Misalnya ada bantuan orang miskin 1.000.000 per orang lalu kita amil 25.000 saja. Bukankah itu sedikit ? Tapi yang bikin banyak itu "pingnya" 25.000 ping 1000 aja itu dh 25.000.000 apalagi ada berapa orang di Indonesia. Banyak sekali bukan ? Lalu bagaimana apabila pos pos strategis pemerintahan tidak dikuasai oleh muslim yang peduli akan Islam ? Tentunya akan terjadi ketidakbenaran merajalela. Ini pentingnya orang muslim yang peduli akan Islam.
09 April 2017
Pola yang hampir sama sudah agak terlihat di negeri kita, Indonesia. Pilkada Jakarta menjadi cerminannya. Terlihat siapa – siapa saja muslim yang masih peduli dengan agamanya, atau muslim yang hanya munfik, islam KTP. Yang terbaru adalah penyematan gelar Sunan Kalijodo kepada Ahok oleh GP Anshor. Apa dasarnya penyematan gelar tersebut ? Tentunya aneh, mengingat mereka adalah masih bawahan dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nadhlatul Ulama, yang seyogyanya membawa baik nama Islam.
Saya teringat dengan pesan bagus Zakir Naik dalam ceramahnya di UPI Bandung kemarin. “Menurut Anda, memilih bagaimana pelarangan memilih pemimpin non muslim dalam islam, dakwah atau destruction?” Seorang wanita non muslim bertanya. Dalam islam sudah jelas banyak surat dalam Al Qur’an yang melarangnya, jawab Zakir naik. “Lalu bagaimana jika dia telah membangun masjid, banyak masjid, dan telah berbuat baik kepada muslim, lebih dari muslim itu sendiri ?” Tanyanya lagi. Munafik. Itu munafik. Dia telah membangun masjid, namun dia sendiri tidak sholat didalanya. Jawab Zakir Naik. Bisa kita analogikan dengan suguhan teh. Ada seorang tuan rumah menjamu tamu – tamunya dengan segelas teh. Lalu dia sisakan segelas. Namun dia tidak mau minum. Apa yang ada dalam pikiran kita ? Apakah kita sedang lagi diracun ? Apakah teh tersebut sudah basi ? Tentunya kita merasa aneh dan curiga dengan perbuatan si tuan rumah tersebut. Begitu pula dengan seorang pemimpin yang membangun masjid, namun dia sendiri tidak beribadah di dalamnya, ada apa ?
Kita juga bisa melihat dari situasi pemerintahan yang sekarang. Ketika pemerintah dikuasai partai merah. Penista agama dengan tenangnya terus melalang buana "dijamin" keamanannya oleh pemerintah. Bukan tidak mungkin situasi yang terjadi dibelahan dunia lain, terjadi di Indonesia. Peristiwa Suriah, Mesir, Rohingnya, Bosnia Herzegovina, Ayodya, dan masih banyak lagi. Naudzubillah Min dzalik.
Kalau kelak kalian semua jadi orang sukses, pedulilah terhadap Islam. Sukses apa saja. Sukses tak hanya mendaoat nilai bagus. Namun apa saja namanya. Semua orang bisa sukses sesuai bidangnya masing masing. Mike Tyson, apakah dia sukses ? Ya.. Namun apakah kalau pas kecil dia disuruh oleh orang tuanya "Nak, tubuhmu besar, nanti jadi kuli bangunan saja ya .." Tentunya dia tidak akan bisa. Bakat dia ada di tinju, Ya dia salah satu petinju besar yang pernah dimiliki dunia. Jadi, yang pintar buat program, jadilah programmer. Yang pintar buat syair, jadilah penyair. Yang pintar menulis, jadilah penulis. Dan yang lainnya, jadiah sesuai bakat dan minat kalian.
Ada sebuah cerita seorang anak yang dia diminta orang tuanya untuk menjadi dokter. Namun dianya tidak berkenan, dan minatnya menjadi ekonom. Lalu tanpa sepengetahuan orang tuanya, dia memilih penjurusan IPS pada penjurusannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Alhasil orang tuanya marah besar, dan tetap menginginkan mau enggak mau anaknya harus menjadi dokter. Anaknya dengan berat hati tetap mengikuti seleksi masuk kedokteran. Dasarnya dia sudah pintar, adi dia tetap keterima masuk kedokteran. Namun apa yang terjadi ? Nilainya semakin menurun, dia malas untuk belajar. Akhirnya orang tuanya sadar dokter bukanlah bakat dan minat anaknya. Lalu ornag tuanya meminta anaknya untuk memilih jurusan apa saja yang sesuai dengan minatnya. Akhirnya dia memilih untuk masuk jurusan ekonomi. Dan memang ekonomilah bakat dan minatnya. Inilah pentingnya bagaimana kita mencari profesi yang sesuai dengan bakat dan minat kita, apalai yang sesua dengan hoby kita. Tentunya, kita akan dengan senang hati melakukannya.
Seterusnya, lalu jadilah seorang yang peduli terhadap Islam melalui profesinya. Jika kalian jadi penulis, jadilah penulis yang baik, yang melalui tulisan – tulisannya dapat menggugah semangat pemuda Muslim untuk berjuang atau menggugah mata dunia akan nasib Islam kini. Lalu bagaimana apabila kita mendapat profesi yang "tidak" sesuai dengan tuntunan Islam. Ada sebuah kisah, salah seorang mahasiswa fakultas hukum, dia ngomong ke usttadznya. " Tadz, saya mau kelar dari fakultas hukum. Ini tidak sesuai dengan hukum Islam. Ini thaghut." Lalu kalau kamu keluar, siapa yang nanti akan membela kaum muslim apabila ditindas, atau sedang menjalani proses hukum ? Melalui proses pengadilan tentunya ada proses dan tata caranya. Siapakah nanti yang mau membantu proses tersebut kalau bukan kalian, muslim yang baik ? Hal yang sama juga ada di pajak. Pajak sering dikaitkan dengan upeti, dan ada hadits Rasulullah yang menjelaskan keharaman menarik dan penarik upeti dalam Islam. Pajak itu besar loh jumlahnya. Rumah makan 10% PPN 10% Artis 30% banyak kan. Coba bayangkan jika kalian mendapatkan pendapatan 100.000.000. 30% dari 100.000.000 itu 30.000.000. Berat gak rasanya ngeluarin uang segitu ? Kita aja yang disuruh zakat 2.5% aja masih cari cari cara untuk ngecilin lagi zakat yang dikeluarkan. Apalagi yang sampai 30% itu. Di sinilah peran pemuda muslim yang baik. Kalian harus memastikan pajak itu bisa masuk secara penuh dan dapat dikelola dengan baik dan bertanggung jawab. Agar tidak ada lagi yang namanya Gayus Tambunan 2.
Belajar ilmu pemerintahan juga penting bagi umat muslim. Salah satunya adalah agar tidak dicap penyalahgunaan kekuasaan, alias korupsi. Jaman sekarang mencari cari kesalahan itu mudah saja. Pejabat bisa diturunkan dari posisinya dengan dicari cari kesalahannya, dan yang paling sering ditemukan adalah penyalahgunaan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan di sini bukan hanya memperkaya diri sendiri / pribadi. Namun mengalokasikan sesuatu bukan ada tempatnya juga termasuk salah satu bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Contohnya, apabila ada dana yang diperuntukkan untuk membangun masjid, namun kita gunakan untuk membantu fakir miskin. Ini juga disebut penyalahgunaan kekuasaan. Jadi walaupun apa yang kita lakukan bermanfaat bagi orang lain, dan tidak ada sepeserpun uang yang masuk ke kantong kita, ini bisa disebut penyalahgunaan kekuasaan.
Peran muslim yang lainnya adalah memastikan tidak adanya korupsi di pemerintahan. Korupsi itu sedikit sebenarnya ... Misalnya ada bantuan orang miskin 1.000.000 per orang lalu kita amil 25.000 saja. Bukankah itu sedikit ? Tapi yang bikin banyak itu "pingnya" 25.000 ping 1000 aja itu dh 25.000.000 apalagi ada berapa orang di Indonesia. Banyak sekali bukan ? Lalu bagaimana apabila pos pos strategis pemerintahan tidak dikuasai oleh muslim yang peduli akan Islam ? Tentunya akan terjadi ketidakbenaran merajalela. Ini pentingnya orang muslim yang peduli akan Islam.
09 April 2017
0 komentar:
Posting Komentar