Pilihan Sulit Menuju SMA 2 Purwokerto ~ Tak terasa 2 tahun sudah aku berada di SMP ku tercinta, SMP Al - Irsyad. Itu artinya tinggal 1/3 waktu lagi ku harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, SMA. Seperti halnya anak anak lainnya, akupun mulai ancang - ancang untuk memilih destinasi berikutnya.
Tak seperti teman - teman lainnya, yang mungkin menempatkan SMA 1, SMA 2 sebagai pilihan utama, SMA yang menjadi favorit di kotaku, aku justru sama sekali tidak terpikir masuk ke salah satu diantaranya. Sebelumnya opsi pertamaku, yang bisa dibilang gila ga masuk akal telah pupus saat ku kelas 8. SMA Semesta. Entah kenapa aku sangat terobsesi masuk SMA, SMA yang bertempat di Semarang, 5 jam dari kotaku. Ya, jalan terbaik untuk masuk ke sana ialah jalur via OSN. Malang nasibku apadaya OSK SMP pun aku belum diberi amanah untuk mengikutinya. Masih terbayang jelas waktu itu aku bahkan sempat menitikkan air mata saat diberi tahu aku gagal dalam seleksi masuk OSK. Ah sudahlah Allah memiliki rencana yang lebih indah. :)
3 bulan menjelang kelulusan, sekitar bulan Februari. aku bersama 14 teman lainnya, mendapat undangan full beasiswa masuk SMA IT Al Irsyad. Tak tanggung tanggung beasiswa biaya OKP + SPP sebesar 22 juta sudah berada digenggaman tangan. Ini menambah pelik pilihannku. Di satu sisi aku mengincar masuk MAN Insan Cendikia, Serpong, namun di satu sisi lainnya aku mendapat beasiswa tak kalah main, SMA IT Al Irsyad.
Ini mungkin pilihan terberat pertamaku. Pilihan yang sangat menentukan jalan hidupku kedepannya. Jalan yang akan mengantarku menghabiskan sulitnya masa remaja, masa yang merupakan masa peralihan dari masa anak - anakku ke masa dewasa. Aku tahu betul, hal pertama yang menjadi pertimbanganku ialah teman pergaulanku nanti. Oleh karena itu, SMA negeri di kotaku aku coret langsung dari opsi teratas. Opsi teratas mungkin SMA IT atau MAN IC. Pilihan yang sulit. Pilihan yang harus aku tentukan 3 hari kedepan.
Pertimbangan ku masuk MAN IC ialah agar aku merasakan hal yang berbeda hal yang keluar dari zona nyamanku. Ku akui mengenyam pendidikan di Al Irsyad sangatlah enak, kita seperti diberi suapan kasih sayang setiap hari, sebaliknya akupun tahu persaingan di luar tidak semudah itu. Aku ingin aku beradaptasi sebelum nanti kelak mengenyam jenjang perkuliahan. Di satu sisi, aku masih mempertimbangkan masuk ke SMA IT karena mendapat beasiswa yang artinya meringankan beban kedua orang tuaku, dan juga sebagai opsi aman, pasalnya jika aku memilih MAN IC dan aku ga keterima, dimana badanku ini berlabuh ??
Setelah berbagai pertimbangan, aku memutuskan dengan berat hati menolak tawaran beasiswa tersebut. MAN IC menjadi pelabuhanku selanjutnya. Insya Alloh gumamku. Nah apabila nanti tidak keterima barulah aku memilih SMA mana, akan dibahas belakangan.
Ku cari cari informasi tentang pendaftaran MAN IC. Ah syarat administrasinya minimal adalah ranking 6 paralel di sekolah. Astaga. Aku ranking 23 paralel waktu itu. Hampir putus asa. Namun setelah melobi ke pihak sekolah, akhirnya pihak sekolah mau "memanipulasi" ranking ku menjadi ranking 7 paralel. wkwkkw. Jangan ditiru yang ini :v. Berkas administrasiku aku kirim ke MAN IC, dengan penuh harap bisa lolos ke seleksi tertulis. Oh ya dari SMA ku yang minat masuk ke MAN IC ada 2, aku sama Ananda Aulia Parahita.
2 minggu berlalu, saatnya pengumuman kelolosan. Alhamdulillah aku lolos !!! ah ternyata temanku yang ranking 2 paralel malah ga lolos padahal dia ranking 2 paralel entah kenapa. :v. Singkat cerita aku mempersiapkan diri untuk tes di Jogja, MAN 3 Jogjakarta. Aku bernagkat bersama abiku ke sana. Mengikuti serangkaian tes masuk. TPA, Psikologi, Bahasa Arab, Agama Islam, Pelajaran UN. Semua itu aku lalui dari jam 8 hingga dhuhur. Selesai tes aku optimis diterima.
Namun Tuhan berkehendak lain. Aku Gagal. Yaaa... Aku Gagal.. Ahhhhhhh..... aku tak tahu nanti aku lanjut kemana.. :( Orang tuaku pengin aku masuk ke pesantren, namun semua pilihan tetap ada di tanganku, dan akhirnya setelah melalui berbagai pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak ku pilih SMA 2 jadi labuhan ku selanjutnya. Namun.. Tak semudah itu, aku mendapat Syarat jika nanti aku masuk SMA Negeri :
- Membaca Al Qur'an jangan Lepas
- Ikut ROHIS
- Jangan PACARAN
Syarat yang cukup menantang bagiku, dimana aku tahu SMA Negeri tak sebaik SMA Islam / MAN, dimana lingkungan pergaulan akan bebas. Ah baiklah aku menyetujui syarat tersebut.
Pertanyaannya : Kenapa SMA 2 bukan SMA 1 ?
Pertimbangan dibawah ini membantu aku memilih SMA 2 :
Pertanyaannya : Kenapa SMA 2 bukan SMA 1 ?
Pertimbangan dibawah ini membantu aku memilih SMA 2 :
- Faktor teman, Yumna juga men-brainwash aku biar masuk SMA 2
- Nilai UN, dan SNMPTN tertinggi
- Prestasi akademik, OSN lebih baik dari SMA 1
- Lingkungan pergaulan yang sepertinya lebih baik
- Lingkungannya hijau, lapangannya luas :v
Singkat cerita pengumuman UN keluar, Alhamdulillah aku mendapat nilai 38,4 nilai yang sudah jauh lebih dari cukup untuk mendaftar di SMA tujuanku. Ku berangkat mendaftar di hari pertama. Dan Kubuka Lembar Baru, Selamat Datang Masa SMA ku SMA 2 Purwokerto :)
bagus banget menginspirasi
BalasHapus