Alo.. Alo .. Alo..
Siapa saja yang pernah menonton Formula One, pasti tahu akan sang maestro, Fernando Alonso. Dibalik raihannya sebagai 2 kali Juara Dunia Formula One, dia adalah sang maestro hebat yang selalu mendapat mobil yang salah.
Mengenal Formula One dari musim 2005, saya langsung menjadi Fanboy Alonso. Masih muda, energik, cepat, dan kala itu, ia menjadi Juara Dunia dengan menghentikan dominasi legenda Ferrari, Michael Schumacher. Dan, ia pemegang rekor juaa dunia termuda saat itu.
Musim berikutnya, rasa suka saya pada F1 semakin menjadi-jadi. Setiap minggu malam, jam 7 pokoknya sudah siap untuk nonton seri GP F1 yang kala itu disiarkan di Global TV. Atau kalau ngga bisa nonton - entah karena balapan dini hari atau terlewat -, esok harinya, karena dulu, internet belum semasif sekarang, kurela menunggu lensa olahraga hingga bagian terakhir (Beriita F1 selalu ada di bagian terakhir setelah berita basket dan tenis).
Seri demi seri dilalui, setiap pekan menjadi pertarungan sengit antara legenda Schumacher dan maestro baru, Alonso. Hampir setiap balapan, 2 pembalap ini silih bergantian mengisi podium juara. Hingga, momen paling diingat adalah saat GP Jepang, GP kedua dari terakhir.
Sebelum GP Jepang, beberapa seri terakhir dikuasi Schumi - Panggilan akrab Schumacher -. Poinnya cukup jauh mengungguli Alonso. Maka, tak ada jalan lagi bagi Alonso untuk juara atau minimal finish di atas Schumi pada seri ini untuk mengamankan peluang juara dunianya. Waktu itu, balapan di gelar siang hari. Seperti biasa, saya tak ketinggalan untuk menonton seri yang menentukan itu. Di lap lap awal, Alonso berada di depan Schumi, namun di lap lap akhir, Schumi berada jauh didepan Alonso. Hingga 3 lap terakhir, karena Schumi jauh meninggalkan Alonso di depan, aku yang frustasi mematikan TV itu. Sampai, abiku pulang dan menanyakan gimana hasilnya ? Aku jawab " Tadi, Schumacher yang menang bi, tinggal 3 lap lagi" Karena penasaran siapa yang nenang, aku pasrah menyalakan kembali TVnya. Lensa kamera menyorot pembalap berbaju merah sedang berjalan melambaikan tangan ke fans sembari memegang helm di tangan satunya. Komentator sibuk berkoar "Yeah miracle ! Schumacher Has a trouble with his own machine !! Fernando take over his position!!" Ya, dia Schumi!!! Keajaiban terjadi, di 2 lap terakhir, mobil yang ditumpanginya mengalami mesin meledak. Yeah, keajaiban terjadi, Alonso mengambil alih posisi pertama dan akhirnya finish di posisi 1. Tabel klasemenpun berubah, kini Alonso memimpin beberapa poin dari Schumacher. Tersisa 1 seri balapan lagi di Brazil, hanya butuh beberapa point untuk memastikan dia menjadi juara. Mungkin itu balapan paling berkesan di musim 2006, ketika sang maestro, Alonso hampir mematikan gelar juaranya setelah sebelumnya tertinggal dari Schumacher.
Salah satu headline koran yang paling kuingat terbit beberapa hari kemudian. Berjudul, "Sang Juara Hijrah". Masih ingat sekali headline koran Pikiran Rakyat dengan Alonso sedang berjalan memegang helm di tangan kananya dan mengenakan jaket balap biru khas tim renaultnya. Setelah memastikan menjadi Juara Dunia, babak baru formula one dimulai. Alonso hijrah dari tim yang membesarkannya menuju Tim Mclaren, bergabung bersama rookie, Lewis Hamilton. Bersamaan dengan pensiunnya Schumacher, optimisme Alonso untuk meraih kembali juara dunia naik, bahkan tak mustahil, Alonso akan menyalip perolehan gelar Schumacher. Ya, dia masih 25 tahun, muda, cepat, dan bergabung dengan mobil hebat bersama mclaren.
Musim 2007 berjalan ketat. Musim ini tak lagi ajang unjuk gigi renault vs ferarri. Melainkan kini Ferarri vs Mclaren. Tim ferarri dengan kimi Raikkonen, dan Mclaren dengan Alonso -sang juara bertahan- dan Lewis hamilton. Beberapa kali Alonso terlibat konflik internal dengan Hamilton. Sakingketatnya persaingan di tim ini, ada tudingan Mclaren menganakemaskan hamilton. Di beberapa balapan, terlihat strategi menguntungkan hamilton. Namun, kedewasaan balapan Alonso membuat balapan terus seru hingga seri terakhir. Ya, Hamilton memimpin puncak klasemen dengan selisih yang sangat tipis dengan Kimi Raikkonen dan Alonso. Namun, kali ini keberuntungan tak lagi berpihak pada Alonso. Pada seri terakhir, Hamilton tercecer di belakang ketika kualifikasi, alhasil kemungkinan perebutan juara hanyaa ada antara alonso atau Kimi. Di awal start, Kimi langsung merebut posisi pertama disusul oleh Massa. Alonso yang diposisi keemlat kesulitan untuk menyalip Rosberg diposisi kedua. Ketika sudah berhasil menyalip, posisi sudah terlampau jauh dari Massa di posisi kedua. (Minimal Alonso harus finish di posisi kedua apabila ingin juara). Yah, sang juara dunia harus merelakan kegagalannya merebut tropi musim itu.
Setelah melewati musim 2007 yang penuh kecekcokan internal dengan staff, Hamilton, dan petinggi mclaren, Alonso memilih untuk CLBK dengan renault. Yah, hal yang aku sesalkan waktu itu. Menurutku, Renault yang sekarang tak sama lagi dengan ketika Alonso juara.
Benar, Musim 2008 berjalan sangat lama untuk Alonso. Bermasalah dengan kecepatan mobil renault yang ia punya, hampir setiap balapan ia gagal mendapat point atau bahkan gagal finish. Satu satunya balapan yang menarik adalah ketika Alonso naik podium di GP singapura (Kalo gasalah). Inilah Alonso, sang magician, dengan mobil yang sama lambatnya dengan truk, ia mampu meraih podium dan beberapa point, bahkan ia menjadi satu satunya pembalap yang menyumbang pont untuk timnya, renault. Satu hal yang membuat pilihan untuk CLBK semakin salah ialah fakta bahwa Hamilton berhasil meraih juara dunia waktu itu.
Di musim 2009, tak berbeda jauh, Alonso dan tim nya renault masih kesulitan untuk bersaing, namun Alonso bisa setidaknya 3 kali menjadi juara seri. Seperti biasa, Alonso menjadi penyumbang poin terbanyak bagi timnya.
Frustasi di 2 musim bersama renault, Alonso memilih mencoba peruntungan di tim Ferarri periode 2010 - 2014.
Pilihannya untuk bergabung bersama ferarri, lagi lagi bukanlah pilihan yang tepat. Kecepatan mobil ferarri waktu itu 'hanya' peringkat ke 4 dibawah lotus, mclaren, dan tentunya tim yang mendominasi pada kurun waktu itu, Red Bull. Namun, dengan tangan dinginnya, Alonso bisa bersaing merebut juara dunia, walaupun pada akhirnya hanya peringkat kedua, pada tahun 2010 dan 2012. Di tahun 10, seri terakhir dinggap salah satu strategi balapan terburuk yang oernah ada dan membuat alonso gagal meraih juara dunia. Pada 2012, Alonso yang menunggangi mobil yang tidak cukup cepat bisa bersaing dengan vettel yang dimanjakan dengan mobil tercepat waktu itu hingga seri terakhir. Namun, lagi - lagi ia gagal meraih juara dunia waktu itu, padahal sudah memimpin klasemen hingga balapan seri terakhir. Sebagai fanboy Alonso waktu itu tentunya kecewa berat, It's clear, pembalap paling layak juara pada saat itu ialah Alonso. Sang magician yang dapat menaiki mobil lebih cepat dari kemampuan mobilnya.
5 tahun tak mendapat gelar dan selalu dibawah bayang - bayang Vettel, Alonso hijrah kembali ke mclaren-Honda. Pilihan kali ini menurutku adalah pilihan paling buruk. Begabung bersama Honda yang sudah absen selama 7 tahun dari Formula 1, alhasil, ditahun pertamanya ia hanya bisa mendapat posisi 5 di satu balapan. Bermasalah dengan kecepatan, reliable mobil, chasis mobil, dan semuanya yang mengakibatkan mobil ini jauh lebih mengerikan dari truk.
Kini, sudah 3 tahun, Alonso bergabung bersama Honda, dan sampai sekarang belum terlihat ada kemajuan.
Alonso, pembalap bertalenta yang selalu salah pilih tim. Ingin rasanya melihatnya mendapat setidaknya sekali juara dunia lagi sebelum usia memaksanya untuk pensiun.
0 komentar:
Posting Komentar